Tutorial Mencari Buket Bunga Ucapan 24 Jam Terbaik

From Frickscription Wiki
Jump to navigation Jump to search


Menurut keterangan ahli-berpengalaman ini, maka bagaimapun juga jeleknya nasib perempuan di dalam kelompok itu, belumlah ia jadi siksaan jiwa yang sangat sangat selaku perempuan-perempuan tutupan di zaman sekarang ini. Sorot mata perem-puan-perempuan kelompok tentunya masih sorot mata "merdeka", menilik gambar-gambar di dalam gua dari puluhan k tahun yang lalu, yang menggambarkan perempuan ikut "berpesta" dengan kaum laki-laki. Sebagaimana nasib serigala betina di dalam kelompok serigala bukan nasib yang jelek samasekali, - anjing serigala betina masih banyak kesenangannya serta kemerdekaannya, maka perempuan kelompok pun masih banyak kesenangannya dan kemerdekaannya.

Maka datanglah di dalam hidup mereka itu satu siksaan pedih, lebih pedih daripada siksaan yang lain sebagainya; datanglah kepadanya siksaan "kesalnya menganggur" siksaan beratnya "duduk tenguk-tenguk". Die Frau und der Sozialismus" berkata, bahwasannya perem-puan merupakan ’makhluk yang paling dulu diperbudak". Tapi di lain lokasi, di dalam majalah "Neue Zeit", ia pernah berkata pula, bahwasannya perempuan itu merupakan "makhluk jang diperbudak selama-lamanya".

Saat ini umumnya tubuh perempuan itu kecil-kecil dan lemah-lemah. Lihatlah di kalangan kaum atasan, di mana "kultur" ini paling mendalam, maka kelemahan ini penampilan dengan terang seterang-terangnya. Jawa. Di dalam kalangan kaum bawahan, kaum tani serta kaum buruh, yang perempuannya tidak terlalu dikurung, namun diajak berjoang mencari sesuap nasi, maka kelemahan serta kejelitaan itu kurang tampak padanya. Tapi buat umumnya tak dapat dibantah lagi, bahwasannya perbedaan daya dan kebesaran tubuh dan perbedaan kecerdasan antara laki-laki dan perempuan itu, di dalam kebudayaan patriarchat itulah memuncak-tambahnya, di zaman patriarchat ininlah dipelihara-peliharakannya.

Melepaskan syahwat, menciptakan keturunan, ialah mudah -, tetapi memelihara keturunan itu tidaklah gampang. Memelihara keturunan itu hajat pada keahlian, untuk banyak pekerjaan, untuk banyak pusing kepala. Dulu di dalam kelompok perempuan saja yang mendapat bagian pusing kepala ini. Laki-laki tinggal bersenang-senang, tak ambil pusing lagi lebih jauh apa akibat pelepasan syahwat itu nanti. Cuma nanti, nanti kalau si anak itu sudah besar, kalau si anak itu telah tidak memusingkan kepala lagi dengan pemeliharaannya, akan tetapi sebaliknya menguntungkan buat yang mempunyainya, florist Semarang maka laki-laki lantas mau berkuasa atas si anak itu.

Dia mulai mencoba-coba mendirikan "rumah" yang bermaksud melindungi dirinya & anak-anaknya daripada panasnya matahari & basahnya air hujan, dinginnya hawa malam serta tajamnya angin. Dialah yang dengan dahan-dahan kayu, ranting-ranting & daun-daun mula-mula mendirikan gubug yang menggemari bersahaja. Dan bukan saja "rumah" Dia jugalah yang pertama-tama duduk di samping buaian kesenian. Dia, kaum perempuan itu, dialah yang mula-mula terbuka ingatannya bikin tali guna mengikat bagian-bagian gubugnya, mengambangkan barang-barang keperluan hidup yang begitu perlu, selaku misalnya melunakkan kulit binatang yang sudah kering, menganyam tikar atau menganyam keranjang, memintal serat kayu menjadi benang, menenun benang itu menjadi kain kasar, membentuk tanah liat menjadi semacam periuk maupun seragam pinggan.

Perhitungan Sir Arthur Keith itu disendikan kepada bukti-bukti yang ada. Tapi mungkin pun ilmu kemahiran nanti mendapat lagi bukti-bukti yang lebih "tua" dari itu, sehingga perhitungan Sir Arthur Keith itu terpaksa dijadikan "lebih tua" lagi. Maka lantas terpaksa kita mengatakan, bahwa bukan 800.000 tahun, bukan 900.000 tahun sudah ada manusia, tapi mampu pula 1.000.000 tahun, ataupun 1.100.000 tahun, florist Semarang maupun 1.200.000 tahun.

Demikianlah umumnya keadaan kaum perempuan di zaman kekuasaan dipegang oleh kaum lelaki itu. Betul sekali perkataan seorang perempuan bangsa Belanda, Clara Meyer Wichmann, bahwa famili itu dus merupakan satu machts verhouding, memiliki arti, satu tempat laki-laki menjalankan kekuasaannya atas perempuan. Tatkala Nabi Isa & kemudian Nabi Muhammad datang membawa agamanya masing-masing, maka sudahlah keadaan ini keadaan lazim di mana-mana. Kedua-dua Nabi itu lantas mencoba menjunjung kaum perempuan itu dari keada-annya yang hina-dina itu, mencoba menolong perempuan itu dari ekses-ekses patriarchat, mengadakan aturan-aturan untuk mengatur & mengadilkan patriarchat itu.

Maka semakin tambah pentingnya arti pertanian di dalam kehidupan dan penghidupan manusia itu, makin naiklah mutu perempuan, makin naiklah kekuasaannya. Semakin naiklah "bintangnya", - meningkat, untuk mulanya di dalam sejarah kemanusiaan. Sebab dialah yang saat ini menjadi developer yang terpenting di dalam masyarakat, dari padanyalah tergantung selamat maupun tidak selamatnya masyarakat. Teknik hidup yang berpindah-pindah area itu berubah menjadi teknik hidup yang terus-terusan untuk satu area, manusia nomade yang hidup berkeliaran, tetap berpindah-beralih, toko bunga Semarang berganti karakter jadi manusia yang "berdiam".

Nabi Isa mengajarkan persamaan laki-laki & perempuan di hadapan Allah, tapi pengikut-pengikutnya mengadakan lagi aturan-aturan yang mengungkung kaum perempuan itu. Padahal! Sejarah telah membuktikan dengan yakin, bahwasannya justru kaum perempuanlah yang jadi pengikut-pengikut dan propagandis-propagandis agama Nasrani yang paling ulet. Kaum perempuanlah yang dibakar mati oleh Raja di Roma, kaum perempuanlah yang dilemparkan kepada singa-singa & dicabik-cabik tubuhnya oleh binatang-binatang buas itu, oleh karena mereka menjadi pengikut ataupun propagandis agama Nasrani itu.